Perjalanan Hati Menuju Tanah Suci dan Dubai: Kisah Tak Terlupakan Bersama Umroh Plus Dubai

Perjalanan Hati Menuju Tanah Suci dan Dubai: Kisah Tak Terlupakan Bersama Umroh Plus Dubai

Namaku Wulan, usia 38 tahun. Sudah lama aku memendam keinginan untuk menunaikan Umroh. Tapi seperti kebanyakan orang, keinginan itu sering tertunda oleh alasan klasik — waktu dan biaya. Hingga akhirnya, Allah ﷻ memberi jalan di saat yang paling tak terduga.

Awalnya, aku hanya mencari informasi seputar perjalanan ibadah. Lalu mataku tertuju pada satu program yang berbeda dari biasanya: Umroh Plus Dubai.
Kalimat pertama di brosurnya langsung menyentuh hati: “Sekali perjalanan, dua pengalaman — ibadah dan keindahan.”
Entah kenapa, hati ini langsung merasa: “Ini dia… perjalanan yang aku tunggu.”

Dari Mimpi ke Kenyataan

Awal Januari 2026, hari keberangkatan itu tiba. Aku masih tak percaya akhirnya bisa berangkat Umroh, apalagi dalam program Umroh Plus Dubai Januari 2026.
Pesawat lepas landas dari Jakarta menuju Madinah. Air mata menetes tanpa bisa ditahan. Di dalam hati aku berbisik,

“Ya Allah, akhirnya Engkau undang aku juga…”

Sesampainya di Madinah, suasananya begitu damai. Hawa sejuk, azan yang lembut, dan wajah-wajah jamaah yang penuh haru.
Langkah pertama masuk ke Masjid Nabawi terasa sangat berbeda. Aku berdoa di Raudhah, tempat yang disebut taman surga.
Seketika semua kegelisahan dan rasa lelah seperti hilang.

Di Makkah, aku menyaksikan Ka’bah untuk pertama kalinya. Waktu itu malam hari, dan cahaya lampu membuatnya tampak begitu agung.
Tanganku bergetar, air mataku mengalir deras. Aku menangis, bukan karena sedih, tapi karena bahagia.

“Inilah puncak dari semua doa dan harapan selama ini,” batinku.

Momen yang Menyentuh di Tanah Suci

Setiap hari terasa seperti mimpi. Tawaf, sa’i, dan tahallul dilakukan dengan penuh rasa syukur.
Ada satu momen yang sangat membekas — saat ustadz kami membimbing doa di Multazam.
Ia berkata,

“Di sinilah tempat doa-doa tak tertolak. Mintalah apa pun yang kamu harapkan dengan hati yang yakin.”

Aku menunduk dan berdoa lama sekali. Tidak hanya untuk diriku, tapi untuk keluargaku, anak-anakku, bahkan untuk teman-teman yang belum sempat berangkat.
Itu momen yang benar-benar mengubahku.

Dari Suci ke Megah: Melangkah ke Dubai

Usai menunaikan Umroh, rombongan kami berangkat menuju Dubai.
Di sinilah perjalanan berubah dari spiritual menjadi emotional healing.
Sesampainya di sana, aku langsung dibuat takjub oleh pemandangan kota yang luar biasa.
Gedung-gedung tinggi, jalanan bersih, lampu-lampu yang berkilau — seperti dunia lain setelah kesyahduan di Tanah Suci.

Hari pertama kami diajak city tour ke destinasi populer.
Dari Burj Khalifa, aku menatap ke bawah dan melihat keindahan kota dari ketinggian.
Sungguh kontras dengan suasana di Makkah, tapi di sanalah aku belajar sesuatu:

“Kedamaian bisa datang dari sujud, tapi kebesaran Allah juga bisa dilihat dari ciptaan dan karya manusia.”

Kami juga sempat mengunjungi Dubai Mall, melihat pertunjukan air mancur menari, dan berfoto di depan Burj Al Arab.
Semuanya megah, tapi yang paling kuingat justru tawa jamaah yang penuh bahagia.
Setelah haru dan air mata di Makkah, kini Allah beri kami senyum dan kekaguman di Dubai.

Petualangan di Gurun: Desert Safari

Hari berikutnya, kami mengikuti Desert Safari — pengalaman paling unik selama perjalanan.
Mobil 4×4 melaju cepat di atas bukit pasir, membuat kami berteriak campur tawa.
Angin gurun berhembus kencang, dan pemandangan sunset di padang pasir itu… MasyaAllah, luar biasa indah.

Kami berhenti sejenak di tengah padang pasir. Saat matahari perlahan turun, aku duduk memandang langit jingga.
Rasanya seperti menatap lukisan ciptaan Allah yang sempurna.

“Subhanallah… Engkau tunjukkan keindahan dunia agar kami lebih mencintai-Mu,” ucapku dalam hati.

Malamnya kami menikmati makan malam khas Arab di tenda tradisional, ditemani pertunjukan budaya.
Hati ini terasa ringan. Perjalanan ini bukan cuma tentang tempat, tapi tentang rasa.
Tentang bagaimana Allah ﷻ menyembuhkan hati yang dulu penuh kegelisahan.

Lebih dari Sekadar Ibadah, Ini Tentang Hidup

Sebelum pulang ke Indonesia, aku sempat merenung di kamar hotel Dubai.
Dua tempat yang berbeda — Makkah dan Dubai — telah meninggalkan dua pelajaran besar dalam hidupku.
Dari Makkah, aku belajar kerendahan hati di hadapan Allah.
Dari Dubai, aku belajar mensyukuri kebesaran nikmat-Nya di dunia.

Dan aku sadar, Umroh Plus Dubai ini bukan cuma perjalanan fisik. Ini perjalanan hati.
Perjalanan yang membuatku lebih kuat, lebih bersyukur, dan lebih mencintai hidup yang Allah anugerahkan.

Penutup: Sebuah Perjalanan, Seribu Doa

Setiap kali aku menatap foto-foto perjalanan itu, air mata selalu menetes lagi.
Bukan karena rindu tempatnya, tapi karena rindu rasa yang hadir di sana — rasa dekat dengan Allah, rasa damai yang sulit ditemukan di tengah hiruk-pikuk dunia.

Kalau kamu juga punya kerinduan yang sama, mungkin ini saatnya.
Bukan nanti, tapi sekarang.
Karena Umroh Plus Dubai Januari 2026 bisa jadi perjalanan yang akan mengubah hidupmu, seperti yang telah mengubah hidupku. 💞

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *